Rabu, 20 Juni 2012

Oh Khilafahku…





Ketika kita membahas masalah ini, sedih yang tak terbendung melahirkan air mata yang sangat deras melinang di pipi setiap umat Islam dalam mengkaji permasalahan yang berkenaan dengan ini. Jika kita perhatikan bagaimana peran Eropa dalam menghancurkan dan meruntuhkan Khilafah Ustmaniyah di Turki. Masih terasa hangat dalam pikiran kita pada 03/Maret/1924 runtuhnya pilar terbesar umat Islam yang kuat. Dan pilar ini dijadikan pegangan umat Islam dunia akhirnya menyerah ke tangan musuh-musuh Islam.

Memang itu tidak bisa dipungkiri memang umat Islam saat itu tidak ada kekuatan untuk melawan musuh-musuhnya. Dan jika boleh penulis katakan ada dua faktor yang fundamental yang menyebabkan runtuhnya Khilafah Ustmaniyah:
Kurangnya Dalam Memahami Islam
Salahnya Dalam Tataran Aplikatif Dalam Memahami Islam
Kelemahan Khalifah Ustmaniyah pada abad 17 dimanfaatkan oleh Eropa untuk menghancurkan Turki Ustmaniyah, pusat kekhalifahan. Dan akhirnya pada abad 18 banyak dari wilayah Islam yang di Eropa melakukan pemberontakan terhadap pusat Khalifah di Turki. dan tentunya bukan hanya peran Eropa saja yang mengakibatkan runtuhnya Khilafah Turki Ustmaniyah melainkan Yahudi yang sebagai otak dari malapetaka semua ini. Banyak di dalam ayat Al Quran telah kita ketahui bersama tentang kebencian orang Nashrani dan Yahudi terhadap Islam.

Yahudi sebagai penyebab utama dari semua itu. Kita melihat perjalanan historis tentang peran Yahudi terhadap umat Islam contohnya; ketika penduduk Yahudi berusaha untuk menduduki Palestina atau meminta kepada Sultan Hamid II untuk bertempat tinggal setapak bumi Palestina tetapi usaha itu di tolak dan akhirnya orang Yahudi mencari cara lain atau metode yang lain untuk menghancurkan umat Islam dengan menyuruh Mustafa Kamal Atartruk untuk membuat skenario perang antar sekutu dan Turki yang pada akhirnya dimenangkan oleh Turki Ustmaniyah, dan disana Mustafa Kamal Atatruk mendapat pujian dari semua pihak bahkan Sultan memujinya. Sebagaimana yang telah disepakati antara Yahudi atau sekutu, perang tersebut untuk menaik-kan nama Mustafa Kamal Atatruk di mata rakyat turki pada saat itu. Perjanjian yang melibatkan antara sekutu dan Mustafa Kamal Atatruk itu melainkan :







Menjatuhkan Khilafah Ustmaniyah
Menumpas Apapun Yang Menginginkan Khilafah Bangkit Kembali
Memerangi Syiar Islam
Mengambil Undang-Undang Eropa Sebagai Undang-Undang Turki
Itulah gambaran global dari runtuhnya Khilafah Turki Ustmaniyah.
Di sini penulis meng-klasifikasikan:

KONSPIRASI MENGHANCURKAN KHILAFAH
FAKTOR KEHANCURAN KHILAFAH
SYUBHAT RUNTUHNYA KHILAFAH
PENUTUP

Konspirasi Menghancurkan Khilafah
Memang ketika zaman keemasan Islam pada masa Sulaiman Al- Qonuni pada tahun (1520-1566). Pada masa itu Eropa tertinggal jauh oleh Islam dari segala hal dalam: sains, politik, militer dan sebagainya.
Pada perang dunia 1 tahun 1914 dimanfaatkan oleh Inggris untuk menyerang Istanbul, dan dikesempatan yang sama didongkraknya popularitas Mustafa Kamal Atattruk yang dimunculkan dalam perang Ana forta tahun 1915. Kemudian sejarah mencatat Mustafa Kamal Atattruk berhasil menjalankan agenda yang telah dibuat oleh Inggris dalam meruntuhkan Khilafah yang sedang tegap berdiri. Dan semua itu diawali dengan pembuatan perjanjian, yang diberi nama “Persyaratan Curzon” yang isinya Turki harus mengahapuskan Khilafah Islamiyah, mengusir Khalifah dan menyita seluruh harta miliki Khalifah.

Persyaratan tersebut diterima oleh Kamal Atattruk dan perjanjian ditanda tangani pada tahun 24/juli/1923. Tepatnya 03/Maret/1923 Kamal Atattruk mengumumkan pemecatan Khalifah, pembubaran sistem Khalifah, mengusir Khalifah ke luar negeri, dan menjauhkan Islam dari negara. Inilah akhir revolusi yang dilakukan Kamal Atatruk atau masa klimaksnya berakhirnya masa ke-Khalifahan sejak masa Nabi sampai saat itu.

Presiden pertama Turki ini lahir dengan nama Mustafa pada tahun 12/Maret/1881 di Tosalonika (Sekarang bagian dari Yunani) setelah beberapa waktu dia menjabat presiden dia mengatakan akan mengahancurkan Islam dalam kehidupan Turki, hanya dengan menyampingakan Islam Turki bisa maju. Menurut dia”.

Pada tanggal 03/Maret/1924 Kamal Atatruk mengajukan undang-undang yang menghapuskan sistem Khilafah selamanya dan mendirikan negara Sekuler di Turki. Dengan cara membungkam dan mem-pressure lawannya dia berhasil menjadikan Turki sebagai negara sekular dan mengasingkan Khalifah serta keluarganya ke Swiss. Dan setelah dia menjadi diktator ulung dia melarang rakyat Turki untuk memakai jilbab dan kopiah, mewajibkan menggunakan pakaian seperti style Eropa dan semua hal yang berbau agama Islam sangat dibencinya, aksara latin dan ribuan ulama hanya diam dan mengikuti apa-apa yang disucikan oleh Kamal Pasha daripada menentangnya. Dan saat ini pula banyaknya gerakan yang muncul supaya Khilafah Ustmaniyah runtuh di muka bumi ini.

Di sini penulis akan sampaikan beberapa gerakan yang ada di saat itu, yang mempengaruhi jatuhnya Khilafah ke tangan musuh Islam:
1- Gerakan Misionaris:
Di dalam negara, Ahlu Dzimmah orang Kristen yang mendapatkan hak istimewa Sultan Sulaiman II akhirnya menuntut persamaan hak dengan kaum muslim saat itu. Malah hak istimewa ini dimanfaatkan untuk melindungi provokator dan intel asing, dengan jaminan adanya perjanjian antara Khalifah dengan Bizantium. Dan bertambahlah jumlah orang Yahudi dan Kristen pada masa itu. Ini dimanfaatkan misionaris yang mereka telah bersiap-siap sejak mulai abad 16.

Ditengah mundurnya Intelektualitas dunia Islam mereka mendirikan pusat atau lembaga-lembaga kajian sebagai topeng gerakannya. Kajian ini kebanyakan dimiliki oleh Inggris, Francis, Amerika. Yang kajian ini untuk menjadikan Barat sebagai pusat intelektualitas dunia. Dan kajian ini juga untuk menyerang para intelektual muslim, serangan ini sudah sejak lama disiapkan untuk menyerang Islam sejak abad 14.

Gerakan ini tak akan terpisahkan oleh Barat dalam Imperalisme yang dipropogandakan Barat kepada dunia Islam. Supaya sistem Khalifah di dunia ini harus hancur maka yang dilakukan untuk itu semua adalah menghancurkan pemikiran intelektual muslim atau menyerang pemikir-pemikir muslim. Dan mereka hembuskan bahwasanya jika menggunakan sistem Khilafah maka bagaikan orang sakit yang tak bisa berbuat apa-apa. Supaya tak bernafas lagi, maka diisukan bahwasanya memisahkan Arab dengan Khilafah yang lainnya. Maka di sini timbulah Patriot dan Nasionalisme negara dan mereka tak memikirkan kembali Khilafah yang akan di makan oleh Barat.
2- Gerakan Nasionalisme dan Separatisme
Nasionalisme dan separatisme dimainkan oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Francis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk meluluhkan Khilafah Islamiyah. Di kedutaan besar Eropa juga ikut andil dan berperan aktif dalam meruntuhkan Khilafah Islamiyah dengan menjalin hubungan dengan Arab. Di Kairo dibentuk partai Desentralisasi yang diketuai Rafiqul Adzhim, di Beirut. Komite reformasi dan forum Harfiyah dibentuk Inggris dan Francis untuk menyusup di tengah-tangah bangsa Arab yang memperjuangkan nasionalisme.
Para pemuda Arab berkumpul di Paris untuk mengumumkan nasionalisme. Dokumen yang ditemukan dikonsulat Francis rencana untuk memberontak kepada khilafah yang telah didukung oleh Inggris dan Francis.
Faktor Kehancuran Khilafah
Sebagimana yang pernah penulis sebutkan dipendahuluan di atas ada dua faktor yang menyebakan runtuhnya Khilafah Ustmaniyah
Pertama: Kurang Fahamnya Umat Islam Kepada Ajarannya
Kedua : Tidak Adanya Tataran Aplikatif Dari Umat Islam Atas Ajarannya.
Sebenarnya kedua hal tersebut bisa diselesaikan jika imannya kuat dan tinggi dalam mengatasi semua permasalahan yang ada. Tapi kesempatan ini tidak dilaksanakan dengan baik, Sulaiman II yang dijuluki dengan Qanun ini jasanya dalam mengadopsi undang–undang sebagai sistem Khilafah yang saat itu membuat undang-undang menurut Mazhab tertentu. Yakni mazhab Hanafi padahal Khilafah Islam bukanlah Mazhab.

Dengan tidak dimanfaatkan kesempatan emas ini untuk perbaikan. Contoh dengan diambilnya undang-undang Sulaiman II dengan baik, seharusnya penyimpangan bisa dihindari. Dampaknya setelah berakhirnya masa Khalifah Sulaiman II yang jadi malah Khalifah yang lemah seperti; Mustafa 1 (1617) Osman II (1617-1621) dikarenakan kepemimpinanpada masa itu lemah, maka banyaklah terjadinya pemberontakan.

Ini yang membuat politik luar negeri menjadi terhenti dan begitu pun dengan Jihad juga pada abad ke-17 dan pemasukan negara pun turun. Mellihat Collaps itu Khilafah telah melakukan reformasi pada abad ke-17 namun lemahnya pemahaman tentang Islam menjadikan mereka gagal melakukan reformasi. Yang saat itu Khilafah tak bisa membedakan antara IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnolgi) dengan Peradaban dan Pemikiran. Ini menjadikan adanya struktur baru dalam negara yakni perdana menteri yang tak pernah dikenal sejarah Islam kecuali sudah terpengaruh oleh demokrasi yang diusung oleh Barat yang sudah merasuk ke tubuh Khilafah. Apalagi setelah terbentuknya dewan Tanzimat (1839) semakin kokohlah cakar Barat di tubuh Khilafah. Setelah telah dibentuknya beberapa undang-undang seperti undang-undang acara Pidana undang-undang Dagang, tambah rumusan Konstitusi 1876 oleh gerakan Turki Muda yang berusaha membatasi fungsi Khalifah. maka berakhirlah ke-khilafahan Ustmaniyah di Turki.
Syubhat-syubhat Runtuhnya Khilafah
1- Dari Diri Umat Islam Akar Permasalahan
Ini yang mungkin perlu kita bahas secara selektif mungkin, karena yang menyebabkan runtuhnya Khalifah Ustmaniyah itu dari diri umat Islam atau dari pihak Barat. Dan ini mungkin masih kita diskusikan. Apakah runtuhnya Khilafah Ustmaniyah itu karena umat Islam atau dari bangsa Barat? Mungkin penulis lebih cendrung untuk menempatkan pihak dari diri umat Islam adalah penyebab yang mengakibatkan adanya pengaruh yang kuat ditubuh Khilafah.

Setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni II intelektualitas yang dimiliki umat Islam menurun dan banyak permasalahan. Dan masalah ini yang memudahkan Barat dan Yahudi menghancurkan Umat Islam dengan berbagai perjanjian yang menguntungkan bangsa kulit putih tersebut. Karena dipantau dari jauh oleh Barat ketika lemahnya umat Islam pada abad ke-17 maka diambil kesempatan itu untuk melakukan perjanjian dengan pihak Islam. Melalui Perjanjian Carlowitz (1699) wilayah Hungaria, Slovenia, Kroasia. Dan keadaan ini dipersulit dikarenakan adanya pemberontakan dari Turki sendiri dengan nama gerakan Turki Muda yang mempersempit ruang untuk Khilafah. Dan banyak lagi perjanjian yang selalu menguntungkan pihak Barat. Itu penyebabnya adalah kurang pemahaman dalam diri umat Islam atas intervensi yang berlebihan dalam diri tubuh umat Islam.

Jika saat itu umat Islam kuat maka tidak akan ada satu pun dari pihak Barat berani menyerang, melakukan konspirasi politik dengan kekuatan yang dimiliki Khilafah saat itu. Tentunya tidak ada yang perlu ditakuti. Jadi itu pendapat penulis, bahwasanya kekurangan atau runtuhnya Khilafah Turki Ustmaniyah itu dikarenakan kelemahan dari tubuh umat Islam sendiri bukan dari pihak Barat.
2-Menggunakan Sekularisme
Mungkin ini yang biasa jadi pembahasan yang panjang setiap negeri yang bermayoritas muslim. Apa kelebihan sekularisme dibandingakan Khilafah? sampai Khilafah bisa ditepikan dan mengutamakan sekularisme dibanding Khilafah.

Sebelum kita membahas sekularisme lebih dalam lagi, mari kita mengetahui definisi sekular, sekular adalah: Mengendalikan Permasalahan dan Urusan Dunia Secara Terpisah Dengan Agama. Ia tidak ada hubungan sama sekali dengan Akhirat dan Tuhan. Kita semua mengetahui ketika masa kejayaan Kamal Pasha dia menggunakan faham sekular yang secara out all. Ketika benar-benar Kamal Pasha menggunakan sistem sekular, maka jelas terlihat bahwasnya Khilafah sudah digantikan dengan sistem yang selama ini dibanggakan oleh Barat.

Jika seandainya Kamal Pasha tidak menggukan sistem sekular, penulis pikir tidak sampai pusat Khilafah di Turki bisa runtuh dan hilang dari peta dunia. Karena penyebab inilah (red: sekular) Islam mendapatkan keterasingan dan terbuang dari Turki.
3-Kamal Pasha
Jauhkan Ruh Islam Dari Turki
Pria yang menjadi presiden pertama Turki ini mempunyai nama Mustafa Kamal Pasha pada tahun 1881. Bapaknya Ali Riza seorang pegawai rendah di pemerintahan meninggal akibat sakit. ibunya bernama Zubaidah Hanim seorang yang taat beragama, ibunya sangat fokus untuk mendidik anaknya untuk menjadi ahli dalam agama. Tetapi jauh dari harapan melainkan bahwasanya dia malah orang yang menghancurkan Khilafah di Turki dan menggantinya dengan sistem sekular dan mengasingkan Khalifah ke luar negeri. Tidak lama setelah dia berkuasa ia menginginkan untuk manjauhkan Turki dari ruh Islam. Tetapi yang perlu kita bahas bersama, Kamal Pasha ini menginginkan untuk menjadi Turki negara modern, karena tidak ada ke-khilafahan maka ia berusaha untuk menjadi negara yang terlepas dari semua itu atau melepaskan diri dari Khilafah biar menjadi negara yang maju.

Ia memerintah kurang lebih sudah 14 tahun. Setelah wafatnya Kamal Pasha ini maka ideologi yang diusung oleh Kamal Pasha diteruskan oleh pengikutnya yang kebanyakan dari mereka militer. Oleh karena itu di perkantoran dan tempat pendidikan dilarang keras memakai jilbab hampir 3 abad permasalahan itu berlangsung lama, tetapi setelah kehadiran partai politik keadilan dan pembangunan Alhamdulilah membuahkan hasil yang menyenangkan rakyat Turki. Dan akhirnya larangan jilbab di universitas-universitas bisa diselesaikan dengan kemenangan dikubu keadilan dan pembangunan dengan perolehan suara.

Penulis berpesan kepada diri penulis dan semua yang membaca tulisan yang sederhana ini. Kita semua menginginkan Khilafah itu ada kembali. Dan perjuangan yang penuh kerja keras dan serius insya Allah Khilafah itu akan ada. Dan bagaimana Khilafah itu akan ada dan terwujud?! Kalau di antara umat Islam masih suka memperbesar permasalahan, jiwa nasionalisme kenegaraan yang berlebihan menutup ruh persaudaran di antara umat Islam. Saya pernah bertanya sama lecturer saya di Universitas Al- Azhar sambil minum syai (tea). Tanya saya, wahai guru kapan umat Islam dan Timur Tengah akan bersatu? Dia jawab, “ tak akan pernah terjadi! Dan kapan Khilafah itu akan ada? Dia jawab, “ Khilafah akan ada, tapi kebanyakan orang Arab tak akan mau di pimpin sama orang A’jami (non-Arab) Kata saya, kenapa? Karena jiwa fanatik bangsa Arab yang membuat mereka begitu.

Jadi kalau kita mau bersatu umat Islam, tinggalkan dan buang sifat fanatik dalam diri kita. Dan mendahulukan ruh Islam dari pada ruh kenegaraan dan kesukuan.
Waallahu a’lam.

Tidak ada komentar: